
Jutaan manfaat didapat pasien dari obat penghilang rasa sakit atau opioid
seperti morfin dan kodein, namun ini justru sering menyebabkan rasa gatal yang
hebat.
Bahkan pada beberapa kasus, iritasi yang
sangat buruk bisa saja terjadi sehingga pasien memilih untuk tidak lagi
menggunakan obat penghilang rasa sakit.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam
jurnal Cell edisi 14 Oktober 2011 telah menemukan penjelasan
yang paling masuk akal. Ini pun bisa jadi langkah pertama untuk mulai
menciptakan obat yang takkan memaksa pasien memilih rasa gatal ataupun nyeri.
Hingga kini, banyak ilmuwan yang berasumsi
bahwa rasa gatal dari opioid tidak dapat dihindari karena ini adalah efek
samping obat yang berinteraksi dengan sistem saraf.
Otak memiliki empat reseptor yang merespon
opioid dan setiap jenisnya memiliki banyak varian struktural yang disebut
isoform. Sebagian besar opioid adalah obat non-spesifik yang berarti mampu
mengikat seluruh isoform.
Hal inilah yang membuat kemampuan obat
penghilang sakit menjadi sangat kuat meskipun para ilmuwan tak mengetahui
alasannya secara pasti.
Dalam riset baru yang dilakukan sebuah tim
yang dipimpin peneliti Zhou-Feng Chen dari Washington University di St. Louis
ditunjukkan bahwa hanya ada satu isoform reseptor opioid yang bertanggung jawab
terhadap adanya rasa gatal -dan reseptor ini tidak terlibat dalam rasa sakit.
Sebagaimana dilansir dari Scientific
American, tikus percobaan yang memiliki sedikit reseptor khusus tersebut
tentu saja tidak menggores dirinya ketika diberi opioid, tetapi mereka
menunjukkan tanda-tanda hilangnya rasa sakit, seperti tidak banyak berkedip
ketika para peneliti menjentikkan ekornya.
Setelah diketahui bahwa obat penghilang rasa
sakit dan gatal dapat dipisahkan, diharapkan nantinya para ilmuwan akan mencoba
untuk membuat obat opioid yang bebas rasa gatal.
Sumber : Detikhealth.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar