PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
Mandi
adalah salah satu kebiasaan hidup manusia sehari-hari, yang berguna untuk membersihkan seluruh tubuh
dari keringat dan kotoran yang melekat lainnya. Salah satu cara untuk membersihkan tubuh pada
waktu mandi tersebut adalah dengan menggunakan sabun mandi. Sabun mandi saat ini sudah sangat populer di masyarakat dan
hampir seluruh lapisan masyarakat
memakainya.
Seiring
dengan peningkatan kebutuhan masyarakat akan sabun mandi tersebut, jumlah produk dan
jenis sabun mandi yang beredar di pasaran pun selalu meningkat. Berbagai industri sabun mandi berlomba-lomba mempromosikan
keunggulan produknya masing-masing sehingga kadang-kadang terlihat begitu berlebihan
dan dapat menyesatkan konsumennya. Di lain pihak karena begitu ketatnya
persaingan bisnis penjualan sabun mandi, para produsen berusaha menekan harga jual serendah mungkin dengan cara mengurangi
biaya produksi sehingga mengakibatkan kualitasnya terabaikan.
Seperti
diketahui bahwa proses dasar pembuatan sabun tersebut adalah dengan cara menyabunkan suatu ester
dengan alkali.
Suatu sabun mandi yang baik kualitasnya kadar alkali bebas jumlah yang masih
tersisa tidak boleh melebihi 0,22% yang dihitung sebagai Na2O. Batasan ini secara resmi ditetapkan oleh World Health Organization
Collaborating Centre for Quality Assurance of Essential Drugs (1990). Kelebihan kadar alkali jumlah dari batasan resmi
tersebut dapat menimbulkan kerugian konsumen, berupa kerusakan kulit dan iritasi kulit lainnya. Oleh sebab itu semua produk sabun yang
beredar di pasaran dan digunakan oleh masyarakat luas hendaknya terjamin kualitasnya, sehingga masyarakat tidak
dirugikan.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Bagaimana
menganalisa
kadar alkali bebas yang tinggi pada sabun mandi ?
2.
Bagaimana
penentuan kadar alkali bebas pada sabun mandi ?
METODE PENELITIAN
DASAR TEORI
a. Asidimetri dan Asidimetri tidak
langsung
Penetapan
kadar Alkali Bebas dalam sabun menggunakan metode Asidimetri. Asidimetri
merupakan suatu analisa atau penetapan secara volumetrik kadar atau jumlah
total suatu asam dalam suatu larutan. Analisis ini digunakan untuk titrasi asam
basa, dimana larutan standar ( suatu asam diteteskan melalui buret, kemudian
larutan basa bebas dan larutan garam terhidrolisa dari asam lemah (dengan
memakai indikator).
Penetapan
kadar Alkali Total dalam sabun menggunakan metode asidimetri tidak langsung.
Asidimetri tidak langsung merupakan suatu penetapan kadar suatu zat yang
bersifat basa dengan penambahan larutan standar asam berlebih, kelebihan asam
kemudian dititrasi dengan larutan standar yang bersifat basa.
Asidimetri
adalah analisis yang berdasarkan reaksi penetralan. Titrasi asam basa tersebut
memberikan titik akhir titrasi yang kuat karena adanya penambahan indikator.
Indikator adalah suatu zat yang dapat membantu untuk mengetahui titik akhir
titrasi dengan mengalami perubahan, sehingga titik ekuivalen dapat diketahui.
b.
Prosedur
Kerja
Penetapan
kadar lebih kurang 2 g yang ditimbang saksama, larutkan dalam 50 ml air.
Titrasi dengan asam sulfat 1 N menggunakan indikator jingga metil P
I ml asam sulfat 1N setara dengan
dengan 52,99 mg Na2Co3
( Farmakope
Indonesia Edisi III. 1979)
Penetapan
kadar lebih kurang 3 g yang ditimbang saksama, larutkan dalam 50 ml air bebas karbondioksida
p. Titrasi dengan natrium hidroksida 1 N menggunakan indikator
larutan fenolptalein P
1 ml natrium hidroksida 1n setara
dengan 03.04 mg C2H2O4.2H2O
( Farmakope
Indonesia Edisi III. 1979 )
TEKNIK
ANALISA
1.
Alkali
Bebas
Alkali
Bebas adalah jumlah basa yang tidak terikat oleh asam lemak atau terikat dalam
bentuk garam yang dihitung sebagai % Na2O.
Caranya adalah dengan melarutkan sejumlah sabun yang telah disisir kemudian
ditambah alkohol netral dipanaskan hingga larut, setelah dingin ditambah
indikator phenolptalein 1 % kemudian dititrasi dengan menggunakan larutan H2SO4
standar dari warna merah menjadi merah hilang.
2. Alkali Total
Alkali Total adalah jumlah basa yang
terikat maupun tidak terikat oleh asam lemak yang dihitung sebagai % Na2O.
Caranya adalah dengan melarutkan sejumlah sabun yang telah disisir kemudian
ditambah aquadest dipanaskan hingga larut kemudian ditambah H2SO4
standar. Dalam keadaan panas ditambah lilin yang telah disisir aduk
samapai larut kemudian didinginkan. Setelah dingin diambil lilin beku dan
filtrat ditambah dengan indikator phenolptalein 1 % kemudian dititrasi dengan
NaOH samapai terjadi warna merah muda.
Seperti diketahui
bahwa proses dasar pembuatan sabun tersebut adalah dengan cara
menyabunkan suatu ester dengan alkali. Suatu sabun mandi yang baik kualitasnya
kadar alkali bebas jumlah yang masih tersisa tidak boleh melebihi 0,22% yang
dihitung sebagai Na2O.
Batasan ini secara resmi ditetapkan oleh World Health Organization
Collaborating Centre for Quality Assurance of
Essential Drugs (1990).
A.
Reaksi
Kimia



B.
Perhitungan
Kadar
Rumus Perhitungan :
Kadar
Alkali Bebas = ml x N H2SO4 x 31 x 100 %
mg
bahan
Rumus Perhitungan :
Kadar
Alkali Total = ml {(VxN) H2SO4 – (VxN) NaOH} x 31 x 100 %
mg
bahan
KESIMPULAN
Hal-hal
Yang Perlu Diperhatikan dalam menganalisa kadar sabun mandi :
Data
yang diperoleh dari sampel sabun mandi pada penetapan dibandingkan dengan
persyaratan resmi yang ditetapkan oleh WHO untuk produk sabun mandi, yaitu sabun
mandi tidak
boleh mengandung alkali bebas jumlah lebih besar dari 0,22% dihitung sebagai Na2O.
Manfaat Percobaan :
ü Masyarakat mengetahui bahaya akan sabun
yang memiliki jumlah alkali bebas yang melebihi dari 0,22% yang dihitung.
ü Masyarakat
akan lebih berhati-hati dalam menggunakan sabun mandi, karena apabila kadar
alkali bebas melebihi standar, maka akan menyebabkan iritasi pada kulit.
ü Masyarakat
mengetahui batas standar dari sabun.
DAFTAR PUSTAKA
WHO Collaborating Centre
for Quality Assurance of The Essential Drugs, 1990, Penetapan Kadar Alkali Bebas Jumlah pada Sabun Mandi. Dalam: Metode Analisis Pusat
Pemeriksaan Obat dan Makanan Depkes RI, Jakarta, 143–148
Horwitz W. Official Methods
of Analysis of Association of Official Analytical Chemistry, 13th ed., Washington DC. 1980, 222–224
Anonim,1979.
Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Diunduh pada Sabtu, 14
April 2012 pada pukul 19.00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar